Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Pertengkaran Kecil yang Mengesankan

Gambar
Ada kalanya, kita, sebagai sahabat, bertengkar kecil-kecilan. Dari masalah yang gak penting banget sampai masalah yang sangat krusial. Dan hal yang paling sederhana telah terjadi sore tadi. Oh, bukan sore, tapi setelah Magrib. Apatah itu? Jawabannya, lihatlah gambar di bawah ini. Sumber gambar dari sini . Betul, gambar inilah sumber masalahnya. Tapi, sedikit pun saya tak kan menyalahkan benda yang tak bernapas ini. Karena jelas kehadirannya tidaklah salah. Malah banyak membawa untung, manfaat. Namun, ada beberapa hal yang perlu mendapat atensi. Pertama, ada sesuatu yang sangat urgen sehingga menimbulkan kesalahpahaman yang tak berarti. Maksudnya, antarteman, bagi yang satu hal penting, bagi satunya lagi juga tak kalah. Urgensitasnya pada masing-masing hampir sama. Tetapi, bila ditilik lebih komprehensitas lagi, maka akan ditemukan pada salah satunya akan kepincangan emosi semata. Bahwa kepentingannya hanya bersifat ingin memuaskan keinginan tanpa ada hal lain yang dilakukan.

Suasana Kemacetan di Sepanjang Jalan Abdul Wahab Menjelang Konser Nidji

Gambar
Suasana Kemacetan di Sepanjang Jalan Abdul Wahab Menjelang Konser Nidji Kemacetan di Depan Lapangan PSP, Sawangan, Menjelang Nidji Konser Acara Ngabuburit Bareng Djarum Cokelat Malam Ini (28/08) Pukul 21:00 Kemacetan Luar Biasa Sekarang Sedang Terjadi di Depan Lapangan di Mana Nidji akan Konser Mau Nonton?  Datang Saja Malam Ini, Sehabis Tarawih, ke Lapangan PSP, Sawangan, Depok.

Pengemis dan Ramadhan

Gambar
Ada fenomena lumrah yang terjadi di Indonesia menjelang, atau kala bulan Ramadhan. Apa itu? Setiap benak, yang pastinya memiliki kendaraan roda dua, empat yang sering melintasi jalan-jalan umum, atau yang suka shalat di masjid, akan dengan segera mengarah pikirannya pada anak kecil kumal, atau nenek yang sempoyongan jalannya, atau ibu-ibu paruh baya yang bawa balita, sampai lelaki yang kakinya pincang, dan semua jenis manusia tadi membawa tadahan atau tangan sambil ditengadahkan sambil berkata, "Pak, sedekahnya, Pak. Bu, sedekahnya, Bu." Dan perkataan lain yang sejenis. Ya, dialah pengemis. Pengemis di masjid Istiqlal, sumber photo dari sini . Sumber photo dari sini . Dan pemberitaan mengenai pengemis di bulan Ramadhan ini cukup banyak. Bahkan hampir setiap laman web, ada tulisan mengenai hal tersebut. Tengok saja kompasiana.com pada tulisan yang dikirim Dzulfikar pada 6 Agustus 2010 pukul 15:43 WIB yang berjudul Profesi Pengemis Musiman di Bulan Ramadhan . Juga tul

Gaya dan Peristiwa; Euforia Anyer dengan Segala Keunikannya

Gambar
a Sebagai pembuka, saya suguhkan poto saya sendiri. Ya, maklum. Sudah lama tak liburan, makanya sekalinya liburan gayanya juga abis-abisan. Tapi gak segitunya juga, karena dalam poto saya tak nampak bergaya berlebihan. :) b Anyer. Jujur, kali pertama ini saya ke sana. Saking pertamanya, sampe-sampe ale sama airnya. Lihat coba gambar b, dalam gambar itu, kami seolah gila air laut ampe-ampe dipoto pun pingin sambil "pegangan" ma tu air. :D c Gambar c juga tak kalah. Lihat, dalam poto itu kami cemong. Tau sebabnya kenapa? Ini bocorannya. Kami, malam-malam, main poker-pokeran. Maklum, harusnya 4 orang yang main. Ini, sekali mainnya 11 orang. Gila kan? Tapi itulah serunya persahabatan. Saya malah mengangenkan momen itu bisa kembali lagi. d Beda dengan gambar c yang main pokeran maleman, yang ini, gambar d, siang bolong potoan di tepi pantai. Hem, semilir angin berhembus. Ah, pokokna, indah. Oia, kelihatan gak lengkap ya? Ya iyalah, orang ada yang apa, ada yang

Seks dan Prestasi Belajar

Gambar
Selintas, mungkin agak sepele. Tetapi kemudian penting untuk kita kritisi dan tanggapi. Karena apa? Mulai dari siswa SMP sampai Mahasiswa, dua hal ini selalu membuntuti dan seolah barang antik yang pastilah berharga. Membuntuti, karena seks dan prestasi belajar selalu beriringan melintas di sisi kita. Kadang bersamaan, kadang salah satunya, kadang tak ada sama sekali. Dan yang ketiga inilah yang paling tidak beruntung. Masih mending kalau salah satunya menghampiri. Punya pacar tapi nilai ancur, atau nilai bagus tapi pacar tak punya. Setidaknya, masih ada yang diharapkan. Tapi akan lain jika kasusnya, punya doi iya, prestasi oke. Ini dia model yang paling paripurna. Sumber dari http://jakartaoke.blogspot.com/2009/09/kota-tua-jakarta-pacaran.html Antik, karena sangat jarang ada pasangan dalam pacaran yang mau setia, sehingga apabila kita punya pacar setia itu menjadi sesuatu yang mahal, dan tentu saja langka. Begitu juga prestasi, amat tidak mudah untuk menduduki posisi teratas dala

Penutup: Buber (Bagian III)

Gambar
Selama 4 semester, atau dua lebaran lewat, kami belum pernah selenggarakan buber secara terbuka. Kalaupun ada, hanya kelompok kecil, dan itu tidak mewakili kelas secara keseluruhan. Karena itu, hari Selasa malam Rabu kemarin (17/08) yang bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momentum yang sangat penting dan sakral. Walau agak sedikit kecewa karena hampir setengahnya tidak datang, tetapi tidak mengurangi rasa kami untuk mensyukuri atas suksesi acara tersebut yang gemilang dan penuh gempita keceriaan. Satu hal yang perlu digarisbawahi, bahwa dalam persahabatan tidak ada istilah bekas sahabat. Karenanya, sekecil atau sebesar apapun masalah yang terjadi di dalam intern, harus diselesaikan dengan kekeluargaan dan kelegowoan yang penuh dengan kesadaran akan persahabatan. Tidak baik dan kurang etis dilihat, bila dalam suatu sangkar dua burung berselisih. Haruslah hidup damai dan saling mengeratkan. Bagai rantai besi atau untaian tangan yang satu sama lain saling pega

Buber (Bagian II)

Gambar
Berbicara mengenai sahabat, tidak akan habis-habisnya. Bahkan, setiap generasi selalu mengapresiasi lain akan arti dan cakupan sahabat itu. Untuk setiap wilayah pun, sahabat memiliki warna tersendiri. Namun demikian, tetap memaku pada satu titik yang sama: dia adalah orang terdekat kita yang paling penting. Gambar 1 Oleh karena itu, penghargaan tertinggi selalu disematkan kepada sahabat. Dan salah satu penghargaan penting itu adalah, dengan mengakui eksistensi teman-teman secara seimbang, proposional. Wujud dari proposionalitasnya itu, satu di antara yang paling penting adalah dengan berkumpul dan berkomunkasi dengan mereka secara lebih dekat, intens. Dalam hal ini, buber. Buber, mengeratkan satu sama lain, dan ia adalah wujud kekompakan dan keserasian di antara warga kelas. Merupakan petanda bahwa saling menghargai dan menjunjung tinggi perbedaan yang ada menjadi sangat menonjol. Toleransi, menjadi penting dan strategis kedudukannya agar tatanan perkawanan di antara warga kelas t

Buber (Bagian I)

Gambar
Keluarga besar PBSI 5b yang ikut buber di rumah Rofi Tanggal 17 Agustus 2010 menjadi momen penting bagi kami, kelas PBSI 5b. Mengapa? Karena pada waktu itu, kami buka bersama (buber). Suatu anugerah, dan juga keistimewaan, kami dapat berkumpul seperti layaknya keluarga. Dan memang kami sekarang adalah keluarga. Keluarga besar PBSI 5b. Beberapa yang berkesan dari pertemuan itu adalah, pertama, kami menjadi semakin dekat dengan teman sekelas. Kedua, kerinduan akan teman ternyata sangat terasa kental padahal kami hanya tak bertemu sekira 2 bulanan, apalagi kalau sampai 2 atau 3 tahun. Entah apa jadinya, bila kelak kami keluar (lulus). Pastinya, kekangenan ingin berkumpul menjadi mutiara yang tak ternilai harganya. Kikan: Saya, Zulfa, Eko, dan Rofi (Salah satu poto buber) Ketiga, terbangunnya kesadaran secara kolektif bahwa berteman adalah harta yang sangat berharga dalam kehidupan ini. Saking berharganya persahabatan itu, kami tak akan rela menukarnya dengan apapun juga. Bahkan

Porsi Atensi di Antara Kesibukan dan Kedilematisan

Porsi atensi secara definitif memiliki cakupan makna sebagai kecukupan dari perhatian kita terhadap orang lain, atau terhadap subjek apapun yang termasuk prioritas dalam skala kita. Porsi atensi, seperti halnya angin: kadang berhembus landai, kadang pula meniup dengan kecepatan supersonik. Dan, setidaknya, ada dua sebab penting mengapa perhatian kita terhadap seseorang itu berkurang atau bertambah. Yaitu sibuk dan dilema. Sibuk, berarti aktivitas kita sangat padat, banyak jadwal yang harus direalisasikan sehingga menuntut efisiensi dan kecermatan. Kesibukan, pastilah menyita perhatian kita pada satu titik tertentu yang dianggap sangat penting. Karena itu, ia dapat mengurangi porsi atensi kita pada teman, atau pasangan, atau siapapun di sekitar kita. Begitu pula dilema, ia selelu menghadapkan muka kita pada dua opsi atau lebih yang harus dipilih. Dengan demikian, dapat mengurangi atau menambah porsi atensi kita secara tak terduga. Lalu, apa sebaiknya sikap kita? Pertanyaan ini penti

Malam Pekat dan Sejarah Permalaman

Gambar
Suasana Malam di Jembatan Suramadu Malam selalu identik dengan gulita yang dihiasi oleh erangan nyamuk yang melodinya tak pernah meninggalkan telinga dan kegelapan serta khas dengan suasana yang sepi nan penuh bebintangan. Malam, dengan kemilau yang gelam selalu menjadi impian para kelelawar dan mata kucing yang membulat, bundar. Dapat pula dinyatakan, bahwa malam memiliki sidik yang jelas: gelap. Malam, kini menjadi semakin akrab dengan manusia karena perayaan Ramadhan yang dihidangkan Tuhan sebagai bulan yang penuh dengan rahmat, juga hadiah terindah yang Tuhan berikan bagi manusia. Shalat malam dan sahur menjadi aktivitas yang tak dapat dielakan. Itu dapat dilakukan karena adanya malam. Tanpa malam, entah akan jadi apa sahur. Perputaran Bumi terhadap Matahari Rotasi Bumi Membincangkan sejarah permalaman, kita pasti akan mengatakan bahwa adanya malam sebagai kausalitas atas posisi yang berubah secara kontinu dari suatu objek bulat besar yang setia dan tak pernah protes ter

Subuh Ceria

Sahur menjadi bagian terpenting dalam Ramadhan. Karena itu, tidak heran kiranya bila subuh ceria menjadi slogan populer. Subuh yang dipenuhi orang makan bersama dini hari dan berjamaah shalat subuh.

Adhe dan Peristiwa

Apakah penting arti sebuah teman di hatimu? Jangan dijawab kalau engkau tak memiliki teman, karena jawabannya pasti tidak akan engkau temukan dalam rasa dan benakmu. Tapi, keyakinanku mengatakan bahwa semua manusia di bumi persada ini memiliki teman walau hanya satu. Karena itu, jawaban kita pasti seragam: sangat penting. Adhe adalah salah satu teman terpenting dalam kehidupan Denny. Dia, Adhe, seperti teman sekedar teman bagi Denny. Keduanya mengetahui akan karakter masing-masing. Sebuah peristiwa mengeratkannya. Suatu hari, tepatnya dua minggu lalu. Mereka saling mengenal, diperkenalkan oleh jejaring sosial yang sedang rame digandrungi kini: facebook. Ya, jejaring itulah yang mengeratkan mereka. Dari perkenalan itu, saling pengertian dan memahami di antara keduanya tumbuh. Ah, menyenangkan. Peristiwa perkenalan unik. Suatu yang pantas untuk dicatat. 18 Agustus 2010

Jam Dinding dan Nyanyian Detak Anggur

Gambar
Ingat jam dinding, ingat benda bulat atau oval, atau persegi yang menempel apik pada tembok datar megah lagi gagah. (Ya iyalah tina campuran semen jeng pasir, rek teu kumaha megah jeng gagah, hehehe) Dan ingat anggur, tentu saja lidah kita akan bernostalgia dengan manis legitnya. Atau pikiran kita akan melanglangbuana pada judul lagu dangdut 'anggur merah'. Anggur, orang tak akan menyangka kalau ia berhubungan dengan detak. Detak yang indah. (Atau malah detak yang menghancurkan. Ya secara, anggur dapat menjadi bahan baku dasar pembuatan minuman yang dapat memicu 'nyanyian detak' yang luar biasa: bahkan mungkin menyebabkan kematian; jadi ngeri!) Anggur, berkelakar memamerkan kemerahannya yang merona nan memesona. Menari jingkrak di atas awan sambil menyerukan kelamunan yang tiada habis apalagi ujung pangkalnya. Sementara jam dinding, hanya mampu berdetak per detik tanpa dapat protes, tanpa dapat mengelak. Selalu harus patuh: berlari jangan, berjalan lambat tidak boleh.

17 Agustus: Kemerdekaan dan Ramadhan

MENGAPA? Hari ini, tepat, kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia sebagai bangsa, negara yang ke-65. Usia yang cukup tua, tapi apakah kemerdekaan yang sesungguhnya telah kita raih? Kemiskinan masih menjamur di bumi persada yang kita, katanya, sayangi ini. pemulung, peminta-minta, pengamen jalanan, banyak pengangguran, dan sederet fenomena sosial lain yang kalau disebutkan akan memakan banyak laman pastinya. Semua ini, menjadi tolok ukur yang sangat jelas akan kemiskinan yang masih nyenyak tidur di kamar kita. Lalu, kapan kita menjadi bangsa yang sejahtera lahir batin? Ah, mencoba buta atas realitas yang ada. Pastilah kita akan tercap sebagai warga negara yang tidak peduli terhadap sesama. Terhadap kemanusiaan secara umum. Manusia Indonesia, tentunya. Kemerdekaan, formalnya pada 17 Agustus, yang waktu itu bulan ini, Ramadhan. Seolah nostalgia, kita diingatkan akan masa yang penuh perjuangan. Perjuangan yang secara fisik, bergerilya, nyata waktu itu. Kini, perang seperti itu tak

My Like

Ceritakan padaku, apa sebenarnya? Aku tak bisa cerita, tolonglah, jangan paksa aku! Diam Aku makin tidak mengerti Apalagi aku! Sudah! 16 Agustus 2010

Simponi Dedaunan

Sayang, mengapa merdumu begitu syahdu dalam gendang telingaku. Mengalun, laksana laut yang meresonansi lambaian dedaunan kelapa. Sayang, merdumu membuatku rindu. Membuatku gairah meretas. Bak gitar yg menyanyi, yg selalu bergeming, merindu telinga, siapapun. Sayang, tubuhku menggigil, bergetar mendengar suaramu yg merona. Merayu denyut, dan asaku meronta memonas. Em, hampir saja. Bagaikan naga hangat, memangsa keenakan makanan, memuaskan panas dlm duri yg ganas. Sayang, aku merindu suamu, ut kujadikan sozis lezat dlm rahang telingaku. Ah, terasa kini adamu mengulur mundur dlm masaku. Seperti pepohonan yg menari-nari, bersimponi didebur banyu. Depok, 14 Agustus 2010

Sisi Mata Uang Persahabatan (8): RINDU CURHAT

Ada banyak masalah dalam kehidupan ini yang sebagian besarnya justru terselesaikan karena kontribusi positif dari teman. Ajang curahan hati atau curhat menjadi sesuatu yang fantastis antarteman, dan merupakan menu istimewa kala sedih, bahagia, kalut, resah, gelisah, dan keadaan yang tak menentu arahnya ke mana. RINDU CURHAT kepada teman menjadi poin yang paling penting dalam rentang kehidupan kita. Karena dia, dalam kehidupan kita, sangat membantu untuk menghadapi hidup ini secara lebih berani lagi, optimis lagi, dan menyongsong masa depan dengan tersenyum. Mengapa kemudian teman menjadi solusi terbaik ketika kita dirundung masalah? Jawaban yang paling konkret, bahwa teman telah mengetahui kita siapa. Dengan demikian, kita tidak akan canggung lagi membicarakan apapun dengan teman. Bahkan hal yang paling secret pun, ke teman, utamanya teman curhat, pastilah dibicarakan. Coba bandingkan dengan curhat ke tetangga baru, atau ke teman sebaya baru. Rasanya akan berbeda, dan bisa dikatakan

Sisi Mata Uang Persahabatan (7): IRI

Bila ditilik dari segi akhlak, maka sifat yang satu ini pastilah dikatagorikan tercela. Karena sifat iri selalu mengekspresikan ketidaksenangan terhadap kelebihan, kebahagian, keberuntungan yang dialami oleh orang lain. Namun, pengertian tersebut dalam hal ini tidak berlaku secara seluruh. Dalam mata uang persahabatan, iri didefinisikan sebagai suatu tindakan yang selalu ingin menduplikasi apa yang menjadi kelebihan dan keluarbiasaan yang dimiliki teman, dengan tidak menunjukkan rasa benci, malah yang ada adalah kenyamanan dan kehangatan. Karena, dengan kedekatan. Maka proses peniruan akan berlangsung kontinu dan secara sempurna dapat diimitasi. Sebagai contoh, Budi di sekolah dasar memiliki banyak teman. Salah satu yang paling dekat dengannya adalah Wirana. Wirana, selama 5 tahun terakhir selalu melihat Budi sebagai siswa sebayanya yang berprestasi. Bahkan sudah 5 tahun ini, pun posisi Budi sebagai bintang kelas tak pernah tergeserkan oleh siapapun. Selalu ranking 1 di kelasnya, mem

Sisi Mata Uang Persahabatan (6): PERSAINGAN

Gambar
Saya bahagia ketika mengetahui bahwa teman saya mendapat nilai terbaik pada semester 4, buru-buru, saya mengucapkan selamat, sekaligus juga mengapresiasi atas apa yang diraihnya kini. Padahal saya, dalam batin, bergejolak dan bertanya-tanya. Kapan saya dapat seperti dia? Asumsi bahwa "kalau orang lain saja bisa, pasti kamu pun bisa!" Menjadi pengobat, plus motivasi bagi saya untuk terus memelihara semangat berprestasi dan tetap konsisten untuk melakukan yang terbaik demi ketercapaian nilai yang diinginkan. Sebetulnya, saya pun bersyukur atas perolehan nilai di semester 4 yang lumayan baik itu. Tetapi, saya belum puas, dan saya tetap merasa haus untuk terus, terus, lagi, dan terus lagi belajar. Realitasnya, kini saya menganggap dia sebagai pesaing yang andal. Tak hanya dia, tapi semua adalah sama: pesaing. Tentu pesaing dalam belajar untuk menggapai prestasi yang setinggi-tingginya, bukan dalam hal lain. Yang kami, khususnya yang saya jalankan adalah persaingan yang sehat, yan

Sastra: Analisis Nonkomprehensif Terhadap Cerpen Mimpi Terlarang

Gambar

Sebuah Penantian dan Usaha Optimal

Senin (02/08), menjadi awal akan pertemuan yang bersejarah dalam rentan hidup yang sederhana ini. Ah, mengapa kemudian menjadi suatu yang curam. Akankah semua menjadi manis yang benar-benar manis? Dalam doa dan segala harapku, tak pernah tebersit dalam pikirku walau secuil untuk tidak sungguh-sungguh mengangkat dan memajukan itu. Adalah keinginan kuat, dan kemauan yang dilandasi kerelaan untuk mereformasi keadaan yang mengalami stagnasi. Hanya sebuah penantian: melihat sesuatu berkembang dan mengalami restrukturisasi yang signifikan. Dan tentu, semua tak akan diperoleh kecuali dengan usaha yang optimal. Jakarta, 04 Agustus 2010 Aang Arwani Aminuloh

Sisi Mata Uang Persahabatan (5): PRASANGKA BURUK

Gambar
Kenapa? Kenapa tidak prasangka saja yang lebih netral? Atau prasangka baik? Negative thinking?! Mengapa itu yang terjadi? Ketika memutuskan untuk mengangkat “prasangka” saja tanpa embel-embel “baik”/”buruk”. Saya sangsi. Pasalnya, sangat sulit untuk tidak berprasangka buruk kepada teman. Walaupun sudah susah payah ingin berprasangka baik kepadanya, tapi tetap saja, hati tidak dapat dibohongi. Hati tetap saja bilang, “Ini gara-gara dia.” Yang berarti suudzan. Maksudnya, bahwa prasangka buruk selalu menempati posisi pertama lagi utama. Entah disebabkan oleh apa. Namun yang jelas, hampir menyerang siapapun. Tak terkecuali. Hal ihwal orang yang baik pun, walau ia mengetahui ilmunya, bahwa berprasangka baik lebih utama, tetap saja yang terlintas pertama kali itu yang “buruk”. Apakah ini berarti bahwa prasangka buruk telah melembaga? Jawabannya, mari kita simak fenomena berikut. Tayangan televisi Indonesia, hampir setiap hari atau bahkan setiap hari (tanpa “hampir”), tayangan yang ber

Sisi Mata Uang Persahabatan (4): SALING CURIGA

Wah, memang ada ya?! Apakah mungkin antarsahabat saling curiga? Mengapa? Adakah motif terselubung? Hem, saya tahu, pasti ini pertanyaan menjebak. Iya kan?! Sejenak, untuk memahami kesalingcurigaan ini, mari kita baca sepenggal cerita "Algia-Ilopa" di bawah ini. Seminggu setelah peristiwa itu, Algia mendapat teguran keras dari Ibunya. Dia dikatai sebagai anak yang tidak bertatak karma. Ibunya, yang berasal dari keturunan biru itu, merasa dijatuhkan martabatnya oleh anaknya sendiri. Dan pada saat yang sama, Ilopa juga mendapati dirinya seolah tak dihargai oleh Folte, seniornya sesama pedagang di jalanan. Secara, Folte mengajaknya untuk berhubungan badan. Dan bagi Ilopa, ini suatu penghinaan. Keduanya kemudian teringat akan rahasianya masing-masing. Algia, setahu dirinya, hanya Ilopa yang memergokinya waktu itu. Jadi, Algia curiga ke Ilopa bahwa temannya itulah yang melapor ke Ibunya. Ilopa juga sama, bahwa dirinya hanya bercerita kepada seorang saja di dunia ini. Ya, dialah A