Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

AKU, TAK ADAMU: AKU

Kerlip kota seolah jemu buatku Bukan apa, tapi karena tak adamu di sisi Langit berbintang jutaanpun Seolah biasa, bukan apa, tapi karena tiadamu di sisi Dan mobil-mobil yang lalu lalang Di hadapanku, seakan tak peduli dengan adaku Benar-benar cuek, tak mengata Hanya suara klaksok yang tak Asing lagi di telingamu Aku sendiri Aku sadari Aku adalah aku Sendiri tak sendiri Aku tetaplah aku ITC, 27/03/2010

Opera dalam Sangkar Burung

Tralis kayu telah dipersiapkan Membentuk lingkaran Ke atas, menjulang Mekik meloncat dari Balik kayu bulat menodong "Kena kau!" Terperanjatlah Oef, membelot membalik meneror "Sekarang, kau yang kena!" "Tolol kalian, beraninya bermain di sangkar, ke luar kalau kalian punya nyali!" Seru Kebol. Dan tak ada yang memedulikan. Semua senyap, yang Ada hanyalah suara jankrik panggung Yang sengau Memecah keheninagan 'Sebuah gelas pecah' Dan semua tak beres Dan semua tak selesai Dan semua serba semu Depok, 22 Maret 2010

Cinta dan Keinginan

Cinta tidak punya keinginan lain apapun kecuali memenuhi dirinya sendiri. Tetapi jika kau bercinta dan memiliki keinginan, yang berikut inilah seharusnya keinginanmu: Untuk mencair dan menjelma aliran sungai yang melantunkan nyanyian bagi malam. Untuk memahami nyerinya luapan kelembutan. Untuk dilukai oleh pemahaman sendiri tentang cinta; dan rela serta senang terluka mengeluarkan darah. Untuk terjaga dini hari dengan hati bersayap dan menyampaikan terima kasih bagi hari cinta selanjutnya; untuk istirahat tengah hari dan merenungi kenikmatan cinta; untuk kembali senjakala penuh terima kasih; dan kemudian tidur dengan doa bagi kekasih hatimu dan nyanyian pujian di bibirmu. Kahlil Gibran dalam The Prophet. Penj: Sapardi Djoko Damono (Almustafa, 2008:13-15)

Sebanjar: Cerita Seorang Mahasiswi pada Batu Koral

Sebanjar: Cerita Seorang Mahasiswi pada Batu Koral H a r i i n i a k u k u l i a h T u g a s k u b a n y a k D a n h a n y a b a r u s e l e s a i s a t u Koral: Dapatkah kau bantu aku? Jawablah, aku sangat pusing dan pening. Dapat 'kan kau dengarkan aku. Koral: Jantungku sakit, Sedang tak ada yang mau menolongku. Aku sakit, Koral. Aku sakit! Tolong aku! Y a a k u t a h u K a u p a s t i t a k k a n m a u b e r c e r i t a a p a l a g i t a n g g a p i p e r t a n y a a n k u Menolongku saja, aku yakin kaukan berpaling. Mengapa kau lebih memilih dia yang jelas salah? Mengapa? Hari ini, Dosenku pasti memarahiku Karena tugas yang diberikannya tak kubereskan. Batu koral, Bersikaplah jujur! Bela aku, kepentinganmu, Kepentingan orang banyak. Jakarta 15/03/2010

Semut Pengganggu

Saat semua terajut, aku hampir tergolek, karena semut pengganggu yang menggelitik. Namun aku tahu bahwa itu hanyalah saat, nyatanya kini aku kembali dengan segenap cintamu Oh, aku genggam kini lembut halus jemarimu menoleh angkasa raya, yang ada hanyalah keindahan. 15/03/2010

Resah

Kunang-kunang selalu merasa menang Karena lampu PLN mati, dia dengan sunggingan senyum yang menyakitkan Berkata: Durhaka manusia! Kalajengking, pula selalu merasa paling king Padahal hanya piring-piring yang Dia olok-olok! Kau! Mengapa tertawa? Ada yang lucu, Kakekmu? Kau! Seringaimu bikinku muak Inginku kentuti mukamu! Kau! Berlagak sok tenang! Bukankah harusnya resah, Kau berdosa padaku, pada kami, Pada yang telah menjadikanmu Besar. 15/03/2010

Pada Sore

Jendela hatiku terbuka Dan pada sore aku ceritakan: Oleh hati, diriku diberi kesempatan. Sore, tahukah engkau? Dia nyatakan aku sebagai tautan Hatinya. Aku senang, Sore, dengar aku, Kelam itu kini terang! Pada sore, Aku berdalih: Awas nyamuk, kecil menggigit, sakitnya bertahan berhari. Pada sore, Hujan bercanda. Aku hanya bisa memandangi! 15/03/2010

KULIAH HARI II

Konstruksi, konstituen, kolokasi, urutan linier, ambiguitas. SINTAKSIS Leksem, deripasi, impleksi, reduplikasi, pinjaman. MENULIS DASAR 09/03/10

CERITA DUNIA

Centil. Erangan. Riang. Indah. Tetangga. Alamat. Dodol. Untuk. Nia. Intan. Alamak. Cuaca. Endusa. Rusa. Insa. Talita. Armania. Duduk. Unuk. Nunuk. Induk. Anduk. 09/03/10

Kamar Malam Pertama

Untuk sahabatku, Tria Nora (baca: TRIA tanpa R dan A) Semoga pernikahan kalian, satu kali tuk seumur hidup. ;-) Guling dan bantal berkaca, berhias diri, seharum kasturi. Melebarkan hitam kelam Meleburkan jam malam Semua senyap Semua lenyap Berkokok ayam Redupkan teratai Pelangi hiasi Jarum jam, sama saja. Kertas-kertas Tersenyum, periak Tertoleh pada Pedati Menyerup teh manis Lampu berlarian Petak umpet Boneka-boneka Berceburan ke Kolam, berebut Dan bepercikan Bunga matahari, Hindia berderu ombak, Memecah karang, Dalam peraduan samudera. 09/03/10

Sediakah??

Kau, pelita gelapku, matari pagiku, penenang pikir gulanaku. Terangmu laksana 14 hijriah, selembut sutera Arabia, mawar baumu, jadikan hatiku jenuh bila tak raih dan sayangimu. Hari-hari kulalui, dengan bayangmu yang konkret di benakku: Tidur, makan, mandi, kuliah; kau hantu pikirku. Ingin rasaku, kau isi luang kosong sanubari, yang lorong molompong, hampa nerpa, singgah. Jadi Mamah buat benihku, shalihah istri buatku, aku tak rindukan pacaran saat ini. Bilalah Pasifik susut, harap kau kayuh bahtera bersamaku, walau dangkal, erat hati, hatiku dan hatimu. Sediakah?? Menjadi benang dalam rombeng bajuku, menutup robek dalam segala lebih dan kurangku. Sediakah?? 09/03/2010

Kabut Biru

Bibirmu hitam, melebar, selebarnya: seksi, manis. Tarik tambang aku di balik tirai kabut biru, kau memesona. Pisang-pisang menguning menyuarakan kegentingan masa, masa puber yang hilang, yang lewat. Trotoar-trotoar menjadi bisu, padahal biasa berkata: Jangan injak aku, injak sana raya, sana! Namun melati-melati di taman kota selalu putih merona, menggelitik trotoar, ah, terseyum untuk trotoar. Ada masanya, kabut biru, selimut hangat. 07/03/2010

Jaringan

Gambar
Opera mini, penuhi hape, hape kampung dan kota Hape jadul dan modern Hape nenekmu, hingga adikku yang baru kelas 4 Sekolah Dasar.     Dan rerumputan pun, eksis dalam kamera Penuhi wall-wall Facebook, mim, Twitter, Netlog, Blogger,  Ah, segala macam. Kalah kau! Katamu, sambil tunjukkan jarimu tepat di hidungku Kau tak  Sopan, pikirku.  Jaringan, ke mana hutan dijaring Laut diburu, dan telaga-telaga dijarah-jarah Eksotiknya Dengan kamera mega pixel. Dunia, lain. 06/03/2010

$uara_§uara_$uka_§uka

§uara $uka §uara §uka, Jangan tiru, Jangan! §uka_suara_suka_suka_suara_§uara s_u_k_a §.u.a.r.a §uka, suara, suka, 06/03/2010

Lelaki Lelang

Lajang cuci mata cuci piring, cucurut seruput jelantah urut. Pinang berduri, bercabang bunga mawar sari, berseri-seri, seseri pemain bola sepak, sepak terjang tua keladi. Kuli-kuli protes, karena ada kuali yang tak isi, seemprit pun tetes iri. Aku mengelana, sebagai lelaki lajang, bujang, tiada tukang, apalagi bikang. 06/03/2010

Masihkah Tidak akan Tersenyum??

Ada sobekan kain yang tera dalam celana, Kau hanya melihatnya, ya, melihatnya saja, Tanpa diperbaiki, tanpa disulam kembali   Itu Seekor burung yang terbang Buatkan sarang Padahal, belum hadir telor itu Belum!   Apakah kau kalah dengan burung itu yang tetap semangat dan tersenyum riang, menanti kehadiran sang buah hati yang sebenarnya belum hadir, apakah kita akan mengeluh bahwa itu burung, jangan! janganlah demikian, pikirlah bahwa manusia lebih dari itu, lebih daripada apa yang bisa dilakukan oleh burung tersebut,   Masihkah tidak akan tersenyum walau tak ada? 06/03/2010

Tangis Padi

Cekakakan dalam tawa yang girang, menoleh puas dalam ilir hati yang gundah, diterjang badai menerpa jemari helai rambut yang garang!