Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Homogami Banyak Dipilih

Gambar
Pasangan muda-mudi, ketika akan memutuskan untuk menikah, mereka cenderung untuk memilih pasangan yang sepadan, atau dalam bahasa Sunda dikenal sekupu . Hal ini memang wajar dan masuk akal, karena dalam mengarungi bahtera rumah tangga, tidak bisa tidak lain kelas. Hal tersebut untuk menghindari risiko pernikahan di masa depan. Homogami pada hakikatnya dianjurkan, terutama dalam hal agama. Agama menjadi pokok acuan dalam pernikahan. Pria yang beragama tertentu, sebaiknya menikahi perempuan dengan agama tertentu pula. Sevisi dan semisi dalam rumah tangga, kelak akan mudah terwujud jika kedua mempelai memiliki ideologi agama yang sama. Masa depan anak juga akan lebih terjamin, di samping juga biduk rumah tangga akan sangat jelas tertibnya ke mana. Ideologi agama, menjadi penting manakala praktik-praktik ibadah bisa dijalankan secara bersama dan akur. Risiko konflik juga akan dapat ditekan seiring dengan pemahaman yang baik, dan pendalaman agama yang tiada henti. Kenyataan homo

Ingin, Tapi...

Gambar
Ada hal yang tidak dapat dijelaskan, sangat sukar sekali, entah kenapa. Saat paling tepat, namun semua tak dapat dipenuhi karena alasan yang tidak dapat diuraikan dengan kata-kata. Letak sulitnya entah di mana, tapi terasa. Ganjalan-ganjalan seperti terjal, meniadakan segalanya, menghempas bagai debu tersapu bersih di atas bebatuan licin. Sukar dijelaskan. Bagaimana bisa, tapi itulah nyatanya. Melawan rasa, tapi kalah. Kalah ini memang menyakitkan, dan rasanya memang pilu. Ada waktu tenang, ada waktu gelombang, ada ketika tiada, adanya menjadi berharga. Angin lembut menyapa rambut dengan helaan yang lambai. Menghargakan dahaga yang tidak dapat diargumentasikan. Seolah berharga, tapi apa daya. Hanya kerlip kerdil yang menyala. Ingin, tapi…. Tak dapat dijelaskan apa. Sukarnya hari memberi arti bahwa rasa sangat sulit kukendali. Lahar-lahar panas, menuai rindu, jingga purnama di gelap malam. Air, hunilah diriku, saat ini. Diam. Tusuk. Utarakan. Julur lidah. Kemuning.

Polisi Idaman

Gambar
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Rasanya pribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan situasi yang mencerminkan perilaku seorang polisi yang berbeda antara yang terjadi di Inggris dan di Indonesia. Di Inggris, tepatnya di kawasan Wimbeldon, seorang petugas polisi kedapatan melakukan sesuatu di luar kebiasaannya sebagai petugas kebersihan. Ilustrasi ini tentu saja sangat kontras dan tidak lazim terjadi di Indonesia. Di Indonesia, polisi seolah berlomba untuk memamerkan kekuasaannya atas jabatan, sehingga secara pribadi mereka akan sangat malu melakukan hal semacam polisi di Inggris itu. Kebanyakan polisi kita juga haus akan penghormatan dari masyarakat, dan posisinya yang ingin selalu terdepan ketika berada di tengah kerumunan penduduk. Polisi kita juga kadang ego serta terlalu memasang muka garam, sehingga slogan untuk melindungi dan mengayomi masyarakat seolah tinggal jargon belaka. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa ketika masyarakat kita mendengar kata