Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Hal Sahabat!

Tak da yg berharga Tak da yg berguna Tak da yg dapat diandalkan Tak da yg mampu memberi semangat Tak da yg bisa membuat tersenyum Tak da yg kuasa memberi nasihat berharga Tak da yg mau dengarkan keluh kesah KECUALI SAHABAT Depok, Mei 2010

semangat!!

malam ini termenung dalam hidupnya imajinasi hijau pikiranku buatku subur bikin pena gundul kertas-kertas elektronik berjibun akan huruf-huruf yang terbaca manusia ombak tawar memenuhi khayalku yang pekat jaring ide hujan penuhi logika pasir terhampar kutorehkan abadi dalam badan internet semangat!! 10/05/2010 depok

Juma, maaf bila bunga

Juma maaf bila bunga berduri yang dapat kusematkan di lengan lentikmu. Juma maaf bila kelayuan yang kutawarkan kepadamu. Juma maaf bila kejenuhan yang aku sambangkan di bahu bebalmu. Juma maaf bila matahari biru yang kulemparkan ke muka bulatmu sehingga kau muak padaku. Juma maaf bila coretan tinta hitam yang kutorehkan pada surat cinta pertama kita. Maaf!! Depok 10/05/10

Klopakan Daun

Short, short story  By AA Aminuloh Mei awal, bagi Yunus adalah suatu bulan yang menyakitkan. Yunus adalah teman karibku, dia selalu menceritakan apapun kepadaku, mulai dari masalah personalnya, sampai masalah sosial dan psikologisnya. Ceritanya seperti ini. Pada malam Sabtu (01/05) dia datang padaku dengan tersedu. Aku tak tahu apa maksudnya, tapi aku coba bersabar untuk mendengarkan alasan dibalik menangisnya itu. Tanpa kuminta, Yunus kemudian mengalir saja. Hari ini benar-benar sakit, aku kira semua akan berakhir dengan kebahagian, dan aku akan bisa wujudkan cita-citaku, tapi nyatanya itu semua tak terjadi. Aku hanya seorang yang terbuang bukan dari kumpulannya. Aku tak menyesal, tapi hatiku sesak, aku tak bisa dengan mudah menerima ini. Aku sudah terlanjur malu oleh Ibuku, Bapakku, teman-temanku. Aku sudah tak kuat, aku sudah hampir putus asa. Aku lemas. Aku tahu, aku mungkin terlalu bodoh, aku mungkin, aku sangatlah tolol sehingga terjebak oleh permainan yang sebenarn

Kalverliefde

Masa rasa menyambut Tatkala itu merangkak Pergi tiada pamit Rasaku kutaruh disaku hatimu Bersemi berhari-hari, membebani pikir dan kalut jantungmu Namun terlepas tak sengaja, menyambangi angin pagi dan pergi Lembaran baru pun terajut, mengain Rasa, kenapa? Bagaimana bisa, seandainya celotehan tetap menghiasi Aku tetap terbayang lukis senyummu waktu kita makan berdua 01/05/2010 A. A. Aminuloh

Panas!

Janggal, dalam kegersangan!

Cerita Lobi

Siang-siang Daun-daun Menonton kami Membicarakan kami Memohon air Beradu, bercengkerama Ah, pena! Aqua kuseduh Kuempati rasa Kujeratkan tali Lemah dalam Sepotong bambu Yang rapuh Cenderamatamu, kata-katamu! Jakarta, 01/05/10 A. A. Aminuloh