Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Ini yang Dulu Membuatku Bersemangat e_c

Gambar
Suatu falsafah, yang menyemangati rasa dan kegairahan. Enteng, tapi berat. Prokol dan Sasuke. Pernah dipresentasikan, namun kemudian dituai kembali karena gagasan akan hal tersebut sudah lagi tidak relevan dengan apa yang sebenarnya ingin diperjuangkan dan dimajukan. Ingin rasanya menuangkan gagasan dan ide dari kedua kata termaktub, namun rasanya belum tepat. Atau sama sekali sudah kehilangan gairah, bahkan untuk menyalurkannya. Ya, dulu, dua kata inilah yang membuatku, bersemangat. Bergelora. Entah kenapa terhempas. Sangat sulit rasanya menjawab. Dulu. Sampai seperti tak bernyawa. Berharap dapat dipulihkan, namun prinsip harus tetap ditegakan. Salam.

Jamgad

n_n Sebagai manusia, adalah wajar kiranya meminta, bahkan harus sepertinya, terlebih, Tuhan sangat suka terhadap mereka yang meminta kepadaNya. u_u Minta dipanjangkan umur, dimudahkan segala urusan, diberikan rezeki yang baik lagi halal, dan meminta diberi jodoh yang saleh (ah), serta diberkahi dalam hidup, mendapat ridoNya. O_0 Asal jangan syirik, jangan selingkuh ke Tuhan yang lain, Tuhan tak suka diselingkuhi. Dia suka digumuli, terlebih digauli, dengan zikir dan zikir. Dengan beribadah vertikal, tidak lupa pula ibadah horizontalnya. e_c Tersenyumlah, karena ia bagian dari horizontal itu. Berkurbanlah, karena ia bagian dari keduanya. a_a Sangatlah mungkin bagi kita mencintaiNya lebih. Lebih mencintaiNya adalah suatu kenikmatan. hidup bersaha(ja) se(m)o(ga) (d)iridoi Aang Arwani Aminuloh 09/11/10

Menurutmu, Apa Arti Penting Kedatangan Obama ke Indonesia?

Oleh Aang Arwani Aminuloh Awalnya saya tidak percaya kalau postingan ini kosong. Bagaimana bisa kosong, jelas waktu posting itu tulisannya ada. Tapi sudahlah. Kita kembalikan pada topik. Ketika ditanya waktu itu, kemarin (09/11) tepatnya, pagi, sebelum akhirnya Obama mendarat di Indonesia pada sorenya. Saya ditanyai perihal arti penting kedatangan orang nomor wahid di negeri Paman Sam itu, namun, saya tak dapat memberikan jawaban memuaskan pada yang empunya pertanyaan. Tapi akhirnya, setelah melihat lebih kepada apa yang menjadi pokok pertanyaan. Saya menyadari, bahwa ada banyak hal yang dapat kita petik. Tentu saja, hal tersebut positif. Di samping diplomasi bilateral antardua negara makin erat, dampak dari keeratan itu sendiri, menjadi sangat strategis untuk melakukan kerja sama ekonomi termasuk di dalamnya investasi, kerja sama alih teknologi, militer, pendidikan, serta kebudayaan. Namun, ada yang lebih urgen lagi, yaitu mengenai hubungan antara Barat dan Muslim. Selama ini, Ame

Mau Percaya atau Tak; yang Jelas Teman itu Obat. n_n

Reuni alumni Darmut (akronim dari Darul Muta'allimin, sekolah aliyah kami) angkatan 2008, berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diprediksikan. Ya, prediksinya adalah, bahwa semua teman kami yang berjumlah 30 itu, yang semuanyanya lelaki, tidak mungkin akan hadir semua. Namun demikian, saya merasa sudah sangat lengkap saja. Mengapa? Karena keterwakilan sudah cukup melegakan hati dan pikiran ini. Tidak hadir semua bukan berarti bahwa di dalam tubuh kami ada rongga-rongga yang harus ditutupi. Tapi itulah, setelah kami lulus, semua menyebar, semua memiliki pekerjaan, ada yang kuliah, ke luar kota, dan lainnya. Semua patut disyukuri dan ini menjadi salah satu indikator bahwa kami tidak sia-sia masuk aliyah. Banyak yang psimistis bahwa setelah lulus aliyah, ranah kerja mereka sempit, atau untuk melanjutkan ke perguruan tinggi agak mengalami banyak kendala, atau yang lebih ekstrim, adalah pandangan bahwa lulusan aliyah dari segi kualitasnya cukup diragukan daripada yang lulusan

Dan Engkau Cukuplah Melegakanku

Sejarah Nasional Indonesia VI yang diterbitkan Balai Pustaka tahun 1993 yang dieditori oleh Nugroho Notosusanto tersebut benar-benar telah mengaburkan rejarah, dalam pengertian bahwa ia disusun berdasarkan satu perspektif saja, yaitu pemerintah waktu itu. Namun demikian, saya merasa bahagia karena buku ini saya temukan pula. Sebelumnya saya mencari di perpus fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta. Yang saya temukan di sana hanya jilid II dan V saja. Tapi, di perpus Kota Sukabumi, saya menemukannya dan ini cukup membuat saya bahagia. Kepenasaran itu terobati sudah.

Haruskah Menyempatkan Diri, Hanya Sehari?

Gambar
Oleh Aang Arwani Aminuloh Tanggal 6 November tinggal sehari lagi, itu berarti waktu untuk bertemu dengan "teman lama" sudah sangat dekat. Tidak sabar rasanya, namun tetap harus menepuk dada, menyarankan hati agar jangan tergesa. Satu yang terkenang, bukan saat reuni pertama, tapi waktu kami berfoto masih berpakaian "rapi". Ya, waktu itu, setelah kami selesai acara kelulusan di sekolah, kami mendatangi rame-rame rumah sahabat kami terdekat, dan di sana, dengan segala keluguan dan kegembiraan, namun juga kesedihan hati, menyempatkan bersama untuk mengenang masa-masa kami usia 18an tahun, atau 19-an tahun. Entah akan jadi apa nanti kami. Masih menerka. Tetapi, keyakinan kami selalu kuat: menjadi "manusia". Ya, itulah tujuannya, bagaimana menjadi seorang yang bermanfaat bagi sekitar dan dapat mengabdikan diri untuk kepentingan yang lebih luas: agama, bangsa, dan negara. Saat berfoto itu, kegembiraan kami memuncah, beraura, memancarkan kesejatian sahabat, ya

Engkau Begitu Indah untuk Tidak Kupandang

Gambar
Oleh Aang Arwani Aminuloh Dalam sebuah mimpi, yang kemarin, aku terlihat sangat bisa untuk mengatakan i love you kepadamu. Tapi kenapa, dalam kenyataannya aku sangat sulit. Banyak kendala, utamanya tiga hal. Pertama , jelas dia yang selalu menumpuk di Bank Indonesia. Kedua , karena mungkin aku sendiri terlalu banyak bercinta dengan berlumuran kata-kata dari pelbagai tumpukan di perpustakaan sehingga tidak sempat untuk melirik tetangga. Dan terakhir, atau ketiga , karena dia yang belum memberi sinyal hijau, sehingga aku lebih baik mengurungkan diri daripada harus menanggung risiko fatal yang dulu pernah teralami, sampai beberapa hari aku terlihat seperti patung, kaku. Berada di depannya, aku tak mampu menatap, menatap mata bundar yang sinarkan gelombang ultramagnetik serba superluarbiasa itu. Entahlah. Matamu aneh. Kadang aku dibuatnya seperti diperhatikan, padahal aku tak tahu apa yang sebenarnya divisualkan dalam pikirannya, apakah pohon rindang, atau malah hanya melongo saja. Ta

Persahabatan?!

Gambar
Oleh Aang Arwani Aminuloh Gagasan mengenai, apa yang disebut sebagai "persahabatan", seyogyanya terus dijaga dan tak ternodai. Persahabatan, sebagai sebuah ide cerdik, kini mulai dipertanyakan akan sesungguhnya persahabatan itu. Oleh karenanya, perlu ada gagasan untuk memperteguhnya. Salah satu upaya itu, sebut saja, ialah "reuni". Reuni, tidak hanya dapat diartikan sebagai wahana untuk berkumpulnya kembali teman-teman lama, melainkan sebagai suatu gagasan untuk memperteguh persahabatan. Persahabatan yang tak lekang, oleh apapun. Entah itu masa, ataupun ruang (tempat). Reuni, tidak hanya dapat diartikan sebagai wahana untuk berkumpulnya kembali teman-teman lama, melainkan sebagai suatu gagasan untuk memperteguh persahabatan. Persahabatan, terlihat sangat sulit untuk dipersatukan seperti "dulu". Miskonsepsi salah satu anggota, dapat menyebabkan keraguan yang konkret bagi yang lain. Dan itu, tanda dari keretakan persahabatan. Atau setidaknya, makna persaha