Jam Dinding dan Nyanyian Detak Anggur
Ingat jam dinding, ingat benda bulat atau oval, atau persegi yang menempel apik pada tembok datar megah lagi gagah. (Ya iyalah tina campuran semen jeng pasir, rek teu kumaha megah jeng gagah, hehehe) Dan ingat anggur, tentu saja lidah kita akan bernostalgia dengan manis legitnya. Atau pikiran kita akan melanglangbuana pada judul lagu dangdut 'anggur merah'. Anggur, orang tak akan menyangka kalau ia berhubungan dengan detak. Detak yang indah. (Atau malah detak yang menghancurkan. Ya secara, anggur dapat menjadi bahan baku dasar pembuatan minuman yang dapat memicu 'nyanyian detak' yang luar biasa: bahkan mungkin menyebabkan kematian; jadi ngeri!)
Anggur, berkelakar memamerkan kemerahannya yang merona nan memesona. Menari jingkrak di atas awan sambil menyerukan kelamunan yang tiada habis apalagi ujung pangkalnya. Sementara jam dinding, hanya mampu berdetak per detik tanpa dapat protes, tanpa dapat mengelak. Selalu harus patuh: berlari jangan, berjalan lambat tidak boleh. Mengapa? Karena kalau lari, dunia akan merasa bahwa waktu satu tahun itu setara sehari. Dan apabila ia melambat, dunia dengan caci makinya akan bersorak, "Lima menit laksana lima abad!" Dan biasanya teralami oleh dunia m e n u n g g u!
Penjelasan di atas, hanyalah sekelumit pikiran yang berserakan pada meja butut yang ada di pojok ruangan hampa lagi berdebu. Semoga dapat memetik daun segar di pagi hari yang kedatangan pepagian itu selalu dirindukan oleh belulang tua muda, berserat tak berserat, serta lunak kasar.
18 Agustus 2010
Komentar
Posting Komentar
sematkan komentar di blog ini