Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

Mari Bersama, Kita Selamatkan PDS H.B. Jassin

Gambar
Beberapa hari belakangan ini, santer berita mengenai wacana penutupan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin, yang lokasinya di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) itu. Tak ketinggalan, media cetak seperti harian Kompas pun ikut bersuara. Baca saja Kompas edisi Minggu (20/3) yang menurunkan berita dengan judul “Koleksi Sastra Terancam”. Tidak hanya itu, media online pun ikut ramai membicarakan hal ini, tengok saja laman kompasiana.com yang salah satunya diposting kompasioner bernama Ajinatha, laman duniaperpustakaan.com dan laman lainya seperti detikhot.com, serta banyak lagi. Sebagai insan Indonesia, saya melihat fenomena ini—atau tepatnya wacana mengenai penutupan PDS H.B. Jassin—sebagai suatu becana nasional di bidang literer Indonesia. Mengapa demikian? Sangat sederhana saja, bahwa dunia sastra merupakan salah satu dari kontruksi tervital sebagai ranah yang menjadi tolok ukur kemajuan peradaban suatu bangsa, manusia. Jika manusia Indonesia tidak menyadari penting adanya pusa

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam

Gambar
PENDAHULUAN MODERNITAS PADA AWAL abad 21 ini telah menunjukkan batang hidungnya sebagai suatu kekuatan baru yang penuh dengan kejutan dan tantangan. Kejutan yang menghadapkan kita pada kenyataan akan kemajuan ilmu dan teknologi serta informasi yang super cepat lagi fleksibel. Dan tantangan yang dilahirkannya adalah globalitas, di mana batas antarnegara di dunia sudah dianggap tak berarti lagi, dan itu mengindikasikan, bahwa penetrasi budaya asing telah mendapatkan celahnya yang strategis. Dengan demikian, filterisasi dari suatu bangsa harus ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah, dengan memperkokoh fondasi-fondasi setiap insan melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran yang sangat urgen untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan setiap warga negara agar tetap dalam koridor sehingga mentalitas, akhlak, dan kepribadiannya menunjukkan kemantapan, yang berarti mencerminkan keutuhan identitas bangsa. Maka tak heran, jika pendidikan merupakan suatu t

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

Gambar
... Mengapa selalu sajak yang kutulis itu Apabila pertanyaan-pertanyaan datang menyerbu Selalu sajak, Tuhanku, mengapa selalu ia Yang mampu kuberondongkan kepadaMu Atau barangkali karena aku tahu Engkaulah penyair itu Yang begitu mempesonaku Yang telah membelenggu hidup dan matiku Dengan segala keasinganMu [1] I Sapardi Djoko Damono terkenal sebagai kritikus sastra masa kini, bisa dikatakan, lelaki berkacamata kelahiran Solo itu sebagai pengganti “Paus Sastra” kita, H.B. Jassin. Seorang yang karyanya—novel ataupun puisi—mendapat “coretan tangan” darinya, pastilah bukan seorang biasa. Dia dapat diidentifikasi sebagai pribadi yang patut diperhitungkan, terlebih karya yang diulas itu, pastilah ia merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Ketika membaca sebuah buku yang bersampul orange , yang di atasnya tercoretkan Sihir Rendra: Permainan Makna dan tertera nama “Sapardi Djoko Damono”. Secara sengaja, disusurilah tulisan yang berjudul “Pedusunan A