Ingin, Tapi...


Ada hal yang tidak dapat dijelaskan, sangat sukar sekali, entah kenapa. Saat paling tepat, namun semua tak dapat dipenuhi karena alasan yang tidak dapat diuraikan dengan kata-kata. Letak sulitnya entah di mana, tapi terasa. Ganjalan-ganjalan seperti terjal, meniadakan segalanya, menghempas bagai debu tersapu bersih di atas bebatuan licin.
Sukar dijelaskan. Bagaimana bisa, tapi itulah nyatanya. Melawan rasa, tapi kalah. Kalah ini memang menyakitkan, dan rasanya memang pilu. Ada waktu tenang, ada waktu gelombang, ada ketika tiada, adanya menjadi berharga.
Angin lembut menyapa rambut dengan helaan yang lambai. Menghargakan dahaga yang tidak dapat diargumentasikan. Seolah berharga, tapi apa daya. Hanya kerlip kerdil yang menyala. Ingin, tapi…. Tak dapat dijelaskan apa. Sukarnya hari memberi arti bahwa rasa sangat sulit kukendali. Lahar-lahar panas, menuai rindu, jingga purnama di gelap malam. Air, hunilah diriku, saat ini.
Diam.
Tusuk.
Utarakan.
Julur lidah.
Kemuning.
Sulit.
Tahanlah.
Berbisik malu.
Argumentasikan.
Hanya bisa.
Gunung.
Payah.
Lalu lalang.
Lampu hijau.
Lampu merah.
Kerlip di siang.
Siang yang gelap.
Ckckckck.
Jangan.
Ah.
Lembut permai permadani. Menghiasi sisi dan pualam bintang yang lembut berseri. Saat hujan menerka tawa, kutahu bahwa panas tak lagi punya. Jinak, tapi racau. Kukulum alis waktu, kujemu tawa pipi, dan ketelan bibir merekah. Laut hanya sebatasnya. Kualiri dirimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam