Homogami Banyak Dipilih


Pasangan muda-mudi, ketika akan memutuskan untuk menikah, mereka cenderung untuk memilih pasangan yang sepadan, atau dalam bahasa Sunda dikenal sekupu. Hal ini memang wajar dan masuk akal, karena dalam mengarungi bahtera rumah tangga, tidak bisa tidak lain kelas. Hal tersebut untuk menghindari risiko pernikahan di masa depan.
Homogami pada hakikatnya dianjurkan, terutama dalam hal agama. Agama menjadi pokok acuan dalam pernikahan. Pria yang beragama tertentu, sebaiknya menikahi perempuan dengan agama tertentu pula. Sevisi dan semisi dalam rumah tangga, kelak akan mudah terwujud jika kedua mempelai memiliki ideologi agama yang sama.
Masa depan anak juga akan lebih terjamin, di samping juga biduk rumah tangga akan sangat jelas tertibnya ke mana. Ideologi agama, menjadi penting manakala praktik-praktik ibadah bisa dijalankan secara bersama dan akur. Risiko konflik juga akan dapat ditekan seiring dengan pemahaman yang baik, dan pendalaman agama yang tiada henti.
Kenyataan homogami dipilih oleh pasangan muda, terlihat dari indeks realitas yang secara kasat mata dapat kita lihat. Hal ini bukan berarti tidak ada pasangan muda yang memilih untuk ahomogami. Ada, tapi kemungkinannya sangat kecil. Hal ini memang tidak dapat dihindari seiring dengan pertumbuhan kesadaran akan kesamaan derajat, dan bahwa lingkungan yang multikultur, mau tidak mau berhadapan langsung dengan perbedaan itu, dan untuk meminimalisasi gap di antara perbedaan itu, maka penyatuan dalam bentuk pernikahan dipilih. Namun, hal itu bukan tanpa risiko. Penentangan-penentangan biasanya muncul, sebelum kemudian cinta itu menyatu. Dalam hal ini, kedewasaan pola pikir memainkan perannya yang sangat vital.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam