Antara Kupu-kupu dan Nyamuk

Ada sebuah perbandingan yang membuat kita berpikir lho. Sederhana memang, tapi hal itu cukup membuat kita mengambil pelajaran yang berharga. Perbandingan yang dimaksud ialah kebaikan dan keburukan, yang keduanya diwakilkan oleh kupu-kupu dan nyamuk. 

Konon, kupu-kupu selalu identik dengan keanggunan, keindahan, dan perubahan ke arah positif. Lain halnya dengan kupu-kupu, nyamuk selalu lekat dengan predikat yang mencerminkan kemalapetakaan, sesuatu yang tidak diinginkan kehadirannya, dan hal lain yang negatif. Kita akui, kedua makhluk tersebut memiliki karakteristik yang tak berbeda dengan lainnya, yang selalu ada sisi plus dan minusnya. Bagi yang berpikir, sesungguhnya dua makhluk ini cukup banyak memberikan kita petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia menjalani hidup dalam kehidupan yang semakin kompleks ini. 


 
"Kupu-kupu dan nyamuk merupakan metafora pilihan hidup, antara kebaikan dan keburukan. Mau menjadi apakah kita?"
Kupu-kupu misalnya, memberikan kita ilustrasi bagaimana pada mulanya hidup itu penuh prihatin, yang pada saat menjadi ulat, berjuang keras beroleh makanan, agar proses ke tahap berikutnya bisa dijalani dengan baik. Begitu pula saat dirinya harus bersabar kala membuat rajutan "rumah", juga saat dirinya harus "bertapa" di dalamnya. Kita tentu tahu, bahwa proses yang demikian telah membuat ia menjadi sesuatu yang sangat baik, dan tentu saja hal itu ialah kupu-kupu. Kupu-kupu, dengan demikian merupakan penggambaran yang sempurna tentang sebuah hasil yang paripurna dari suatu usaha sistematis, keuletan, dan perjuangan yang tiada henti.

Nyamuk, berbeda dengan kupu-kupu, yang sejak mula kehadirannya sudah dibenci. Hal ini cukup beralasan, mengingat nyamuk memiliki kebiasaan buruk yang tidak bisa ditinggalkannya. Kebiasaan buruk yang tentunya juga membawa keburukan lain yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Dengan kata lain, nyamuk merupakan penggambaran yang nyata akan gagalnya seseorang dalam menjalani hidup di dunia fana ini.

Hal tersebut seharusnya menimbulkan kesadaran yang tinggi, bahwa kita sebagai manusia hendaknya menjalani kehidupan di dunia ini dengan penuh kearifan, kesabaran, dan keprihatinan agar benar-benar bisa menjadi manusia yang mampu menikmati manisnya hidup. Janganlah seperti nyamuk, yang hidupnya selalu membuat sesuatu yang di sekitarnya tidak nyaman. Oleh karena itu, maka pilihan dalam menjalani hidup kita sekarang ini sepantasnya ditentukan. Akankah kita menjadi orang baik atau buruk? Akankah kita memilih sebagai kupu-kupu atau nyamuk?

Jawabannya ada di tangan Anda!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam