Arwah Goyang Karawang Disidak (?)

Belum lagi rencana film-film asing dinaikkan pajaknya demi perfilman nasional, salah satu film nasional berjudul Arwah Goyang Karawang di Tasikmalaya menuai protes. Sidak pun seolah menjadi cara paling jitu bagi Pemda setempat untuk menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap film nasional tersebut. Mengapa disidak? Tentu saja jawabannya amat lumrah, karena yang membintangi film ini adalah Julia Perez dan Dewi Persik. Semua orang Indonesia tahu image apa yang melekat pada dua wanita yang superseksi itu. Jadi kiranya wajar film yang ada merekanya diinspeksi mendadak (sidak).

Isu kenaikan pajak film impor, diduga erat dipicu oleh seorang sutradara kawakan Indonesia. Terlepas dari itu semua, perfilman kita harusnya dibenahi terlebih dahulu, bukannya buru-buru "mengusulkan" kenaikan pajak film impor yang tidak sedikit kualitasnya lebih baik. Lihat saja The King's Speech yang menggondol empat piala Oscar 2011. Itu bukti bahwa film ini berkualitras. Di samping itu, juga film ini menawarkan pelbagai ide kreatif, atau pesan tersirat, yang menjadikan kita yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Buktinya, seorang Raja Inggris yang terhormat sana, justru terhormatnya dia karena pidatonya, pidato yang gagap. Bahasa kitanya, orang yang bicara gagap saja bisa sedemikian hebat, apalagi kita yang sehat walafiat, lancar bicara?

Bandingkan film tersebut dengan Arwah Goyang Karawang. Rasanya semua kita tahu jawabannya. Oleh karena itu, sewajarnya kita, sebagai masyarakat, khususnya sebagai penikmat film, merasa gerah dan berang terhadap tindakan penaikan pajak film impor itu, baik kepada pengusulnya ataupun pemerintah yang kalau jadi, menaikkan pajak film impor ini. Bayangkan (kita berandai-andai), bila dampaknya film impor ini ditiadakan, berarti kita harus "puas" disuguhi pelbagai film remeh-temeh yang kualitasnya, ya ampun, dapat dimengerti pastinya. u_o

Tapi kita berharap, semua pihak, terutama pemerintah, memfasilitasi perfilman nasional, sehingga film-film kita tak kalah saing dengan film di luar sana. Ini bukan berarti, para insan perfilman tanah air tidak ada upaya. Tentu, semuanya harus terus dan terus bekerja keras demi melahirkan film nasional yang berkelas sehingga layak ditonton dan diapresiasi sebagai karya yang luar biasa. Hidup Perfilman Indonesia, Jayalah Negeriku!!!

Berita terkait, klik laman berikut, di sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam