Sore, Buku, Nulis, dan Internet
Apa jadinya nasi kalau sudah jadi bubur? Jawabannya biar saya tebak, "Kalau pakai bumbu, terlebih pakai daging yang disukai, semua orang pasti setuju atas jawaban saya: enak!" Jawaban enak inilah yang kemudian membuat saya ketagihan untuk bersegera menikmati sore, setelah sebelumnya baca buku, kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan sendiri, di laman blog pribadi. Tiada duanya. Sore identik dengan "tua", dalam hal ini maknanya "matang dalam berpikir". Sedangkan buku, semua sudah tahu jawabannya, "buku adalah gudangnya ilmu, membaca adalah kuncinya". Nulis? Ada apa dengan menulis? Ekspresi diri paling subjektif dan asasi setelah "membaca". Dan kalau sampai hanya disimpan di secarik kertas, amat sayang, maka yang lebih baik, pilihan jatuh pada blog, laman internet pribadi yang dapat diakses kapanpun dan di manapun.
Sedikit bercerita. Dulu, saya adalah seorang "pendekar malas". Besok mau ulangan misalnya, tobat saya, tetep tak mau membaca. Waktu SD. Lambat laun, saya waktu itu suka mendengarkan BBC London, dan suka penasaran. Dan kalau ada tulisan mengenai BBC, saya baca. Waktu MTs (SMP), saya juga mulai menggiatkan diri untuk membaca. Tapi, seingat saya, waktu MTs itu saya kurang agresif dalam melahap buku-buku. Bergiat si bergiat, tapi belum ada taring. Mulai menginjak remaja, Aliyah (SMA), saya suka dengan sore hari, karena sore indah waktu di Sukabumi, ada layung koneng, kata orangtua, jangan ke luar rumah kalau mega kuning itu sudah muncul di muka langit, karena bisa jadi konengeun. Setelah dewasa kini, saya tahu, tak ada hubungannya antara mega kuning dengan penyakit lever. Pada usia itu pula, saya cinta baca. Percobaan-percobaan "baca" waktu SD sudah dilakukan, MTs juga, tapi saya mantap waktu Aliyah itu. Sering mengunjungi Perpustakaan Umum (PU) Kota Sukabumi menjadi buktinya. Letaknya dari Aliyah, tempat saya sekolah, tidak terlampau jauh, anggarannya, setiap saya ke kota, saya WAJIB menginjakkan kaki di PU, barang lima menit, untuk membaca buku apapun.
Setelah saya membaca, entah kenapa, otomatis saya jadi ingin menulis. Selalu seperti itu. Makanya, setiap ke PU, seperti orang rentenir, bawa buku ke mana-mana. Bukunya sendiri saya beli khusus untuk menulis. Buku murah yang harganya Rp2000,00. Setelah nulis, saya tik. Saya simpan di disket. Maklum, zaman dulu adanya baru disket, jarang-jarang orang yang punya flasdisk. Dan waktu itu, saya baru berkenalan dengan internet. Masih malu. Jadi jarang sekali tulisan yang ada di disket itu saya publik ke internet. Terlebih, saya kurang begitu memahami internet waktu itu. Dia terlalu secret. Namun, hari ini, saya sudah menikah dengan internet, saya cumbui setiap bertemu. Saya tulisi tubuhnya dengan pelbagai macam rupa. Saya setubuhi ia semau saya: siang, sore, malam. Tiada henti. Menulis di internet, blog, adalah kebutuhan biologis bagi saya. Ini adalah percintaan paling indah nan romantis, penuh gairah dan gelora. Sangat menyenangkan, mendebarkan, penuh dengan deg-degan. Dan hasilnya tak pernah mengecewakan. Internet selalu membuat saya lebih baik, tersenyum lega.
Semoga percintaan saya dengan internet, tidak menimbulkan gambaran paling vulgar dalam benak yang membaca tulisan ini. Semoga.
Dan itu adalah proses saya hari ini jadi hilang malas baca. Keingintahuan memegang kunci penting. Kreativitas adalah pengendali paling startegis. Sore, adalah waktu paling saya nanti. Buku, merupakan harta karun yang paling berharga dari berlian sekalipun. Nulis, ialah aktivitas paling nikmat di dunia daripada olah raga football. Nulis juga penghilang stres paling jitu. Dan internet, adalah wahana paling menakjubkan untuk menuangkan ide. Jadilah, sore-buku-nulis-internet bubur yang sangat lezat lagi timbulkan ketagihan. MAKNYIUZ! Dan siapapun dapat menikmati enaknya "bubur" yang satu ini. Termasuk Anda!
Sedikit bercerita. Dulu, saya adalah seorang "pendekar malas". Besok mau ulangan misalnya, tobat saya, tetep tak mau membaca. Waktu SD. Lambat laun, saya waktu itu suka mendengarkan BBC London, dan suka penasaran. Dan kalau ada tulisan mengenai BBC, saya baca. Waktu MTs (SMP), saya juga mulai menggiatkan diri untuk membaca. Tapi, seingat saya, waktu MTs itu saya kurang agresif dalam melahap buku-buku. Bergiat si bergiat, tapi belum ada taring. Mulai menginjak remaja, Aliyah (SMA), saya suka dengan sore hari, karena sore indah waktu di Sukabumi, ada layung koneng, kata orangtua, jangan ke luar rumah kalau mega kuning itu sudah muncul di muka langit, karena bisa jadi konengeun. Setelah dewasa kini, saya tahu, tak ada hubungannya antara mega kuning dengan penyakit lever. Pada usia itu pula, saya cinta baca. Percobaan-percobaan "baca" waktu SD sudah dilakukan, MTs juga, tapi saya mantap waktu Aliyah itu. Sering mengunjungi Perpustakaan Umum (PU) Kota Sukabumi menjadi buktinya. Letaknya dari Aliyah, tempat saya sekolah, tidak terlampau jauh, anggarannya, setiap saya ke kota, saya WAJIB menginjakkan kaki di PU, barang lima menit, untuk membaca buku apapun.
Setelah saya membaca, entah kenapa, otomatis saya jadi ingin menulis. Selalu seperti itu. Makanya, setiap ke PU, seperti orang rentenir, bawa buku ke mana-mana. Bukunya sendiri saya beli khusus untuk menulis. Buku murah yang harganya Rp2000,00. Setelah nulis, saya tik. Saya simpan di disket. Maklum, zaman dulu adanya baru disket, jarang-jarang orang yang punya flasdisk. Dan waktu itu, saya baru berkenalan dengan internet. Masih malu. Jadi jarang sekali tulisan yang ada di disket itu saya publik ke internet. Terlebih, saya kurang begitu memahami internet waktu itu. Dia terlalu secret. Namun, hari ini, saya sudah menikah dengan internet, saya cumbui setiap bertemu. Saya tulisi tubuhnya dengan pelbagai macam rupa. Saya setubuhi ia semau saya: siang, sore, malam. Tiada henti. Menulis di internet, blog, adalah kebutuhan biologis bagi saya. Ini adalah percintaan paling indah nan romantis, penuh gairah dan gelora. Sangat menyenangkan, mendebarkan, penuh dengan deg-degan. Dan hasilnya tak pernah mengecewakan. Internet selalu membuat saya lebih baik, tersenyum lega.
Semoga percintaan saya dengan internet, tidak menimbulkan gambaran paling vulgar dalam benak yang membaca tulisan ini. Semoga.
Dan itu adalah proses saya hari ini jadi hilang malas baca. Keingintahuan memegang kunci penting. Kreativitas adalah pengendali paling startegis. Sore, adalah waktu paling saya nanti. Buku, merupakan harta karun yang paling berharga dari berlian sekalipun. Nulis, ialah aktivitas paling nikmat di dunia daripada olah raga football. Nulis juga penghilang stres paling jitu. Dan internet, adalah wahana paling menakjubkan untuk menuangkan ide. Jadilah, sore-buku-nulis-internet bubur yang sangat lezat lagi timbulkan ketagihan. MAKNYIUZ! Dan siapapun dapat menikmati enaknya "bubur" yang satu ini. Termasuk Anda!
Komentar
Posting Komentar
sematkan komentar di blog ini