Kepenulisan: Pilihan atau Bakat?
Saat kita mempresentasikan diri, dan berani untuk mengungkapkan sesuatu, maka terlihatlah di situ kompetensi kita. Dengan demikian, sesungguhnya kita adalah calon penulis besar. Percaya? Keyakinan diri dan usaha optimal akan membawa kita pada perwujudan dari apa yang kita percayai.
Mengapa mengawali tulisan ini dengan nada yang seperti itu? Hal ini berkaitan dengan penyelenggaraan seminar kepenulisan yang diadakan Lingkar Sastra Tarbiyah (LST), Pojok Seni Tarbiyah (Postar) pada Rabu (8/12) kemarin. Sebagai narasumber, (kang) R.W. Dodo, telah meyakinkan semua yang hadir bahwa "menulis itu menyenangkan" dan "semua orang mempunyai potensi menulis", tinggal bagaimana kita mengoptimalkannya. Permainan dua-dua, yang kanan harus memotivasi yang kiri, begitu juga sebaliknya, membuat kita benar-benar mengungkapkan bahwa sesungguhnya siapa juga bisa menulis, bahwa kita dapat saja di hari yang akan datang menjadi seorang penulis kreatif: imitasi, inovasi, improvisasi. Saat bertanya, "Siapa yang ingin menambah 5 menit lagi?" Pertanyaan (kang) R.W. Dodo itu direspon dengan penuh semangat oleh saya dan rekan saya, ka Mega, alhamdulillah ada buku kenang-kenangan buat kami berdua. Ini sangat membahagiakan. Saya sendiri, waktu itu menerjemahkan waktu 5 menit sebagai kesempatan yang langka, sehingga harus diambil sesegera mungkin.
Selamat bertemu kembali nanti (kang) R.W. Dodo dalam kesempatan lain yang pastilah berbeda. Terima kasih atas motivasi berharganya, juga kepada seluruh kru penyelenggara seminar itu, terutama untuk sahabatku, Lia dan kang Qin.
Aang-Ar
Calon Penulis Kreatif
Mengapa mengawali tulisan ini dengan nada yang seperti itu? Hal ini berkaitan dengan penyelenggaraan seminar kepenulisan yang diadakan Lingkar Sastra Tarbiyah (LST), Pojok Seni Tarbiyah (Postar) pada Rabu (8/12) kemarin. Sebagai narasumber, (kang) R.W. Dodo, telah meyakinkan semua yang hadir bahwa "menulis itu menyenangkan" dan "semua orang mempunyai potensi menulis", tinggal bagaimana kita mengoptimalkannya. Permainan dua-dua, yang kanan harus memotivasi yang kiri, begitu juga sebaliknya, membuat kita benar-benar mengungkapkan bahwa sesungguhnya siapa juga bisa menulis, bahwa kita dapat saja di hari yang akan datang menjadi seorang penulis kreatif: imitasi, inovasi, improvisasi. Saat bertanya, "Siapa yang ingin menambah 5 menit lagi?" Pertanyaan (kang) R.W. Dodo itu direspon dengan penuh semangat oleh saya dan rekan saya, ka Mega, alhamdulillah ada buku kenang-kenangan buat kami berdua. Ini sangat membahagiakan. Saya sendiri, waktu itu menerjemahkan waktu 5 menit sebagai kesempatan yang langka, sehingga harus diambil sesegera mungkin.
Selamat bertemu kembali nanti (kang) R.W. Dodo dalam kesempatan lain yang pastilah berbeda. Terima kasih atas motivasi berharganya, juga kepada seluruh kru penyelenggara seminar itu, terutama untuk sahabatku, Lia dan kang Qin.
Aang-Ar
Calon Penulis Kreatif
Komentar
Posting Komentar
sematkan komentar di blog ini