Engkau Begitu Indah untuk Tidak Kupandang

Oleh Aang Arwani Aminuloh

Dalam sebuah mimpi, yang kemarin, aku terlihat sangat bisa untuk mengatakan i love you kepadamu. Tapi kenapa, dalam kenyataannya aku sangat sulit. Banyak kendala, utamanya tiga hal. Pertama, jelas dia yang selalu menumpuk di Bank Indonesia. Kedua, karena mungkin aku sendiri terlalu banyak bercinta dengan berlumuran kata-kata dari pelbagai tumpukan di perpustakaan sehingga tidak sempat untuk melirik tetangga. Dan terakhir, atau ketiga, karena dia yang belum memberi sinyal hijau, sehingga aku lebih baik mengurungkan diri daripada harus menanggung risiko fatal yang dulu pernah teralami, sampai beberapa hari aku terlihat seperti patung, kaku. Berada di depannya, aku tak mampu menatap, menatap mata bundar yang sinarkan gelombang ultramagnetik serba superluarbiasa itu.

Entahlah. Matamu aneh. Kadang aku dibuatnya seperti diperhatikan, padahal aku tak tahu apa yang sebenarnya divisualkan dalam pikirannya, apakah pohon rindang, atau malah hanya melongo saja. Tak melihat sesuatu sesungguhnya. Namun, walau begitu, kadang aku menjadi percaya diri atas pandangannya itu. Ternyata aku jadi tahu, mengapa seorang lelaki begitu rela melakukan apapun untuk pasangannya, karena dari matanya saja, aku dapat merasakan keluarbiasaan yang tak dapat digambarkan secara detail, apalagi yang lain dari itu. Semisal rasa sayang. Pastinya sangat dahsyatullah.

Oleh karena keindahannya, maka sangat sayang untuk melewatkan pandangannya. Momen yang berharga. Sangat spesial. Kapan dapat lagi pandangan seindah itu? Tau. Sampai hari ini, aku tetap masih memerkosa kata hingga robek, bahkan terkesan rakus, sehingga sudah hampir beberapa buku yang ternodai oleh tanda atau batas buku di tengahnya. Untungnya, buku tak pernah mengeluh walau aku memerlakukannya kasar, atau lembut, atau aku posisikan dia di atas, di samping, di bawah, semua bagi dia nyaman. Tanpa protes. Keindahan sampulnya, kertasnya, kadang membuat gairah mata ini semakin keladi saja.

Bagi engkau yang merasakan energi cinta, manfaatkanlah untuk meraih tangga demi tangga kesuksesan. Bagaimana juga, matamu terlalu berharga untuk didiskon gede-gedean. Jual mahallah. Agar yang mengejarmu menjadi semakin penasaran, semakin mendekat, semakin lekat nantinya. Dan bagi yang membaca tulisan ini, jangan sampai tervisualisasikan di dalam benak, bahwa ini sedang membicarakan akan hal itu, itu yang menjadi ingin setiap insan.

Salam.

Untuk si dia, terima kasih atas tatapannya yang selalu membuatku bergairah untuk hidup; percaya diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam