Jangan Panggil Aku

Mengapa perlu? Hanya saja aku sakit perut, tadi, hanya sakit, tak lebih. Jangan katakan aku seperti Juleha, aku Jumena. Ya, Jumena. Jumena yang sedang sakit. Katakan, aku hanya terbuang dari kumpulan alang saja. Bukan kumpulan olala yang tak jelas. Sayapku patah. Susah lagi untuk merekatnya. Ah, sampai kapan? Jangan tanya!

Jangan panggil aku. Hanya untuk memilahku menjadi padi yang tak kau olah menjadi beras. Federasi Amerika. Kau tahu? Ya sudahlah, Bondan.

Pusing! Tidak kah aku tidak mengerti. Mengapa kamu menuliskan hal yang sulit diterjemahkan? Mau tahu. Karena aku kini sedang sebelah masalah. Jangan tanya kenapa! Hanya diam itu yang akan aku persembahkan bila kau bertanya.

Sejelasnya: dua kesempatan telah aku membuangnya tidak sengaja. Jangan tanyakan. Aku tak punya alasan.

Jangan panggil aku. Mohon, jangan.

11/10/2010
Depok

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam