Kenangan yang Terindah

Saat kita kuliah, kita sering foto bersama, celoteh bareng-bareng, dan melakukan hal-hal tertentu secara bersandingan bahu. Entah sampai kapan kita akan seperti ini terus, namun yakin, tak kan lama. Istilahnya, ada pertemuan pasti ada perpisahan. Kita, hanya empat tahun saja seperti ini—semoga, dan kita harus mengabdikan diri, terjun ke masyarakat. Profesi sebagai guru, itulah pastinya, namun pada kenyataannya kelak, ada yang menjadi politisi—mungkin, pejabat daerah, pelopor kemajuan desa, atau praktisi, pegiat HAM, dan berkemungkinan besar ada yang menjadi ustadz, seorang 'alim dalam agama.

Saat ini, foto-foto yang ada mungkin dianggap sebagai sesuatu yang tak berkenang, bahkan mungkin tak ada guna. Namun ingat, 20 sampai 30 tahun yang akan datang, foto-foto ini akan menjadi album kenangan paling indah, paling dicari, dan memiliki nilai historis tinggi. Alasannya, masa ini adalah masa di mana kita muda, berkarier, dan mendedikasikan diri untuk kemajuan peradaban melalui pengabdian kita terhadap pengajian ilmu dan pengetahuan, serta teknologi informasi, modernitas, dan toleransi.
 
Berjalan, terus menggapai, asa dan impian, cita dan angan, menjadi padu saat ini, menjadi bergabung pada waktu bersamaan. Kita yakin, kita akan menjadi manusia sukses yang dapat membahagiakan diri dan orang di sekitar kita, merancang masa depan untuk anak cucu kita, dan melindungi serta menerjemahkan hidup sebagai pembaktian dan rasa empati yang tinggi bagi kemanusiaan.

Adakalanya, pada saat ini, kita harus menyingsingkan ego dan rasa angkuh demi ketercapaian hasil yang optimal dari jerih payah yang bersih dan bermartabat. Intinya, bersahabat dengan kebaikan akan menuai kepositifan, dan berkawan dengan kejelekan, yang nista, niscaya kenegatifan itu melekat. Semoga kita termasuk manusia yang pandai memilah, demi kehidupan yang lebih baik.

Itulah kiranya, argumentasi yang mungkin terlihat klise, namun sesungguhnya kebenaran adalah hal yang tak muskil dalam ini. Foto yang ada, benar-benar telah mengekspresikan zamannya, dan telah berpartisipasi dalam melestarikan kerupawanan saat kita muda berkarya.

Depok, 19 September 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam