Sisi Mata Uang Persahabatan (3): KECEMBURUAN

Posisi ketiga, sebagai sisi mata uang persahabatan adalah kecemburuan, dengan segala variannya. Cemburu sebenarnya konklusi dari rasa persahabatan kita yang lekat dengan si dia. Dan itu menunjukkan bahwa kualitas persahabatan kita dengan si dia posisinya berada pada puncak. Dalam arti, susah untuk membedakan bagi orang lain apakah kita ini dekat atau "dekat". Namun, prasangka demikian sebenarnya hanyalah spekulasi belaka. Bahwa "dekat" itu hanyalah sangkaan orang yang sebenarnya mereka tidak tahu asal muasalnya. Artinya, tidak ada alasan bagi mereka untuk menghukumi kita bahwa kita "dekat".

Yang penting diingat adalah, sahabat merupakan cerminan diri kita sendiri. Teman kita baik, maka sangkaan orang kepada kita niscaya baik pula. Begitu pula sebaliknya, bila kita berteman dengan orang yang berlatar belakang sangar, baragajul, maka orang lain akan sulit untuk menyatakan kepada kita bahwa kita orang baik. Dengan demikian, kecemburuan menjadi hal wajar ketika kita melihat orang lain selalu menilai teman kita baik, sementara kita sendiri, di mata mereka seperti sepenggal roti yang basi.

Variasi pertama, cemburu karena kepintarannya.
Sebenarnya hal normal bila kita cemburu pada sahabat kita karena alasan ini. Di samping rasional, juga lebih berargumen. Mengapa? Tentu saja karena sahabat kita lebih pintar daripada kita, terus muka kita mau ditaruh di mana kalau pas pengumuman nilai. Dia di nomor urutan pertama, lah kita, diurutan nomor pertama atau kedua diakhir. Bayangkan?!

Kedua, karena dia lebih dekat dengan siapapun.
Dalam bahasan mengenai bakat khusus/talenta, salah satunya adalah talenta sosial. Merupakan bakat bawaan seseorang yang potensial di bidang kemasyarakatan, atau yang bersangkut dengan manusia banyak. Dalam hal ini, bakat khusus sosial terefleksi dari kebisaan seseorang dalam melobi, mahir mendapatkan koneksi, dan otomatis lebih dekat dengan siapapun. Walau kadar cemburu kita pada tahap ini termasuk kecil, namun kadang kita sangat mengangan-angankan bahwa pada suatu saat kita dapat sepertinya: memiliki banyak teman dan dikenal di manapun.

Ketiga, dia lebih mengerti.
Kecemburuan antarsahabat kadang terjadi karena hal ini: dia lebih mengerti daripada kita. Maksudnya? Ketika kita ulang tahun, dia rela-relain pasang alarm dan tepat pada 00:00 WIB dia menelpon kita seraya dengan riang mengatakan, "HAPPY BIRTDAY!" atau "SELAMAT ULANG TAHUN, SOBAT!" Mendengar itu, hati kita jadi ikut riang dan otomatis harapan dan doa dipanjatkan. Dan kita ingat, waktu dia ulang tahun bulan kemaren, kita yang paling telat ngucapin, misalnya. Setelah tiga atau empat, atau bahkan seminggu dari hari H, baru kita mengatakan, "Met Ultah, ya!" Basi sebenarnya, tapi tetep, mungkin, dia ngehargai itu sebagai apresiasi dari temennya yang, entah apa dia menyebutnya. Bagaimanapun, mungkin anggapan dia seperti ini: dia tetep masih ingat hari lahirku. Setidaknya!? Tetapi di balik itu semua, kita cemburu pada temen kita yang on time, yang dengan sigap ngerelain waktunya untuk sekedar berucap demikian. Ini artinya, introspeksi menjadi hal utama yang harus dilakukan.

Demikianlah, sisi kecemburuan sahabat sangat berbeda dengan cinta. Di sini cinta tidak akan dibahas panjang-panjang karena ranahnya lain. Jadi, apakah kita sudah cemburu pada sahabat kita pada hal-hal di atas? Minimalnya satu atau dua dari varian kecemburuan itu pernah menimpahi kita.

Depok, 30 Juni 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam