Sisi Mata Uang Persahabatan (1): KEBENCIAN
Benci sebenarnya merupakan luapan emosi yang sengaja, yang diarahkan kepada seseorang, timbul karena ada yang gak disuka oleh kita daripadanya. Entah itu sikapnya, tingkah polahnya, cara bicaranya, gaya berpakaiannya, narsisnya, atau apapun yang membuat kita menjadi kesal dan tak suka. Untuk menyapanya aja ogah, apalagi ngobrol. Oh! No way!
Nah, kebencian macam di atas itu pada semua orang. Terus, bagaiamanakah bila kebencian itu ada dalam lingkup persahabatan?
Sahabat, sebagai orang terpenting dalam hidup kita, kadang pertemuan awalnya karena kita tidak mengetahui CVnya begitu jelas, kita tahu profilnya setengah-setengah dari orang lain. Kalau si ini tu ini, si ini tu itu, ah, pokoknya banyak versi dah.
Karena itu, seorang sahabat sejati biasanya diperdanai oleh ketidaksukaan alias rasa benci kita ma seseorang. Dan setelah kita tahu bahwa dia tu sebenarnya baik, penolong, perhatian, ada di saat yang dibutuhkan, suka menenangkan bila ada di sisinya, selalu semangat bila bersamanya, gak pernah bete kalau ada dia, dan saat down dia adalah penyemangat sejati yang tak kenal lelah, dan lain-lainnya. Barulah kita menyadari bahwa kebencian kita kepadanya tak beralasan. Dari situ, kita jadi deket dengan dia, kita jadi temen curhatnya, dan sesekali tentu dia juga jadi teman curhat kita. Dan lain sebagainya. Jalan-jalan, ngerayain tahun baru bareng, traktiran ulang tahun, ngasih cokelat pas waktu valentine's day, ngalamin pengalaman unik bersama, dan sederet keanehan lainnya yang dialami barengan.
Dalam hal ini, ternyata kebencian merupakan awal dari persahabatan yang abadi. Benci yang muncul pertama kali pada sahabat kita lebih disebabkan oleh ketidaktahuan kita tentang dirinya. Kita juga menyadari bahwa kebencian kita selama ini, pada kata-katanya, gaya pakaiannya, pada apapun tentangnya karena kita gak tahu bahwa dari itu semua dia menyimpan sesuatu yang klop ma kita.
Dalam persahabatan, KEBENCIAN dapat menjadi ukuran seberapa dekatnya kita dengan dia, seberapa jauh kita mengenalnya, dan tahu sebatas mana tentang kehidupannya.
Depok, 28 juni 2010
Nah, kebencian macam di atas itu pada semua orang. Terus, bagaiamanakah bila kebencian itu ada dalam lingkup persahabatan?
Sahabat, sebagai orang terpenting dalam hidup kita, kadang pertemuan awalnya karena kita tidak mengetahui CVnya begitu jelas, kita tahu profilnya setengah-setengah dari orang lain. Kalau si ini tu ini, si ini tu itu, ah, pokoknya banyak versi dah.
Karena itu, seorang sahabat sejati biasanya diperdanai oleh ketidaksukaan alias rasa benci kita ma seseorang. Dan setelah kita tahu bahwa dia tu sebenarnya baik, penolong, perhatian, ada di saat yang dibutuhkan, suka menenangkan bila ada di sisinya, selalu semangat bila bersamanya, gak pernah bete kalau ada dia, dan saat down dia adalah penyemangat sejati yang tak kenal lelah, dan lain-lainnya. Barulah kita menyadari bahwa kebencian kita kepadanya tak beralasan. Dari situ, kita jadi deket dengan dia, kita jadi temen curhatnya, dan sesekali tentu dia juga jadi teman curhat kita. Dan lain sebagainya. Jalan-jalan, ngerayain tahun baru bareng, traktiran ulang tahun, ngasih cokelat pas waktu valentine's day, ngalamin pengalaman unik bersama, dan sederet keanehan lainnya yang dialami barengan.
Dalam hal ini, ternyata kebencian merupakan awal dari persahabatan yang abadi. Benci yang muncul pertama kali pada sahabat kita lebih disebabkan oleh ketidaktahuan kita tentang dirinya. Kita juga menyadari bahwa kebencian kita selama ini, pada kata-katanya, gaya pakaiannya, pada apapun tentangnya karena kita gak tahu bahwa dari itu semua dia menyimpan sesuatu yang klop ma kita.
Dalam persahabatan, KEBENCIAN dapat menjadi ukuran seberapa dekatnya kita dengan dia, seberapa jauh kita mengenalnya, dan tahu sebatas mana tentang kehidupannya.
Depok, 28 juni 2010
Komentar
Posting Komentar
sematkan komentar di blog ini