Kemandulan Berpikir pada Mahasiswa
Ada sebagian masyarakat luas yang menganggap bahwa mahasiswa adalah "manusia yang lengkap", mampu menjawab tantangan baru, dan agent of change ke arah yang lebih positif. Tak berlebihan asumsi tersebut, tapi konteksnya kini, yang saya tahu, justru mahasiswa kebanyakan berpikir sempit dan mandul. Kenyataan ini didukung oleh realitas bahwa mahasiswa kebanyakan bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas mereka, selalu menganggap enteng, dan sering mengatakan "cukup" untuk materi makalah yang sebenarnya akan sangat baik bila diperluas pembahasannya. Tak sedikit dari mereka yang kuliah alasannya karena disuruh orangtua, bermain-main belaka, daripada nganggur, dan "terpaksa". Keterpaksaan ini muncul rata-ratanya dari mahasiswa kalangan menengah atas. Istilahnya, ada tuntutan moral yang tak tertulis bagi mereka: orangtua terkemuka dipandangan masyarakat, sedang anak-anaknya tidak kuliah, sungguh memalukan. Terlebih bila orangtuanya itu dipandang sebagian masyarakat sebagai manusia yang berpikir rasional dan modern. Sehingga menuntut anak dari orangtua tersebut bersekolah tinggi-tinggi, demi menjaga apa yang disebut "image". Sehingga yang terjadi apa?
Mereka datang ke kampus hanya sekedar formalitas: mengisi absen dan biar dikatakan orangtuanya anak rajin. Atau mengejar bonus dari orangtua: laptop, kendaraan motor, hape terbaru, atau barang elektronik lainnya yang memukau. Dan agar mendapat tempat di kalangan masyarakatnya. Hal yang sangat miris.
Bukan ingin mendiskreditkan mahasiswa, karena saya akui saya juga mahasiswa, akan tetapi perlu ada introspeksi bersama, bahwa hal-hal demikian haruslah dipangkas. Mari kita benahi diri kita masing-masing. Dan berlombalah dalam meraih prestasi yang setinggi-tingginya.
27 Mei 2010
Mereka datang ke kampus hanya sekedar formalitas: mengisi absen dan biar dikatakan orangtuanya anak rajin. Atau mengejar bonus dari orangtua: laptop, kendaraan motor, hape terbaru, atau barang elektronik lainnya yang memukau. Dan agar mendapat tempat di kalangan masyarakatnya. Hal yang sangat miris.
Bukan ingin mendiskreditkan mahasiswa, karena saya akui saya juga mahasiswa, akan tetapi perlu ada introspeksi bersama, bahwa hal-hal demikian haruslah dipangkas. Mari kita benahi diri kita masing-masing. Dan berlombalah dalam meraih prestasi yang setinggi-tingginya.
27 Mei 2010
Komentar
Posting Komentar
sematkan komentar di blog ini