Cara Menulis Cerpen yang Baik

Meri pada saat main kerumahku, menjelaskan bagaimana caranya menulis cerpen yang baik. Dia mengungkapkan bahwa menulis cerpen yang paling susah adalah menentukan kalimat pertama. Tapi, masih menurut dia, sebenarnya tidak sulit juga. Awalnya, buatlah dulu corat-coret tentang apa saja. Tentang lingkungan yang ada di sekitar kita, atau tentang keadaan kampung yang rimbun dengan pepohonan hijau dan kesejukan di pagi hari. Dan teruslah menulis tentang itu, karena biasanya bila sudah nyaman dengannya, akan mengalir kata-kata itu bak air di sungai dari pikiran dan hati kita. Lalu bayangkanlah tentang suatu kehidupan tertentu dengan latar belakang daerah tertentu.

Tentukanlah tokohnya, dan pilihlah gaya penceritaan yang dikehendaki. Apakah akan menggunakan sudut pandang akuan, diaan, atau pengarang yang serba tahu. Terserah mana yang cocok. Lebih lanjut Meri mengatakan bahwa, berimajinasilah ketika menulis tersebut seolah kita sedang berada pada situasi itu, dan rasailah perasaan masing-masing tokohnya. Bila perlu, sambil mendengarkan musik, karena musik dapat membantu kinerja daya khayal kita sehingga dapat bekerja optimal. Akan tetapi, bila kecendrungan khayalan kita dapat bekerja dengan baik tanpa bising, maka sebaiknya carilah tempat yang hening.

Bentuklah karakter tokoh-tokoh tadi secara tegas, dan buatlah alur yang hidup serta penyebab konflik yang rasional. Kemudian, puncak konflik jangan dibuat seolah masalah itu cepat dengan mudah diakhiri. Libatkanlah pembaca dalam karya kita, dengan menjadikan setiap adegan sebagai sarana untuk mengaduk-ngaduk emosi dan buatlah hentakan-hentakan yang menjebak. Sehingga, situasi dalam cerpen itu dirasakan betul oleh pembaca kita.

Latar, menjadi sangat penting untuk ditentukkan sekarang. Bagaimanapun, kedudukan latar tak bisa tidak dalam suatu cerita. Bayangkan saja, adakah suatu peristiwa terjadi bukan di suatu tempat tertentu? Dan selama berjam-jam Anda berpikir, Anda tidak akan menemukan jawabannya.

Ketika latar itu kita tentukan, maka siapkanlah dalam pikiran kita untuk menyisipkan amanat atau pesan yang ingin kita sampaikan. Setelah itu, tuangkanlah dalam bentuk yang Anda suka. Apakah mau melalui dialog para tokohnya, atau melalui pemaparan Anda sebagai pencerita yang serba tahu, atau malah melalui gerak-gerik tokohnya. Mana saja, terserah Anda, yang penting Anda merasa nyaman dengan teknik itu.

Meri lalu menutup tuturannya dengan mengatakan bahwa untuk selanjutnya, koreksi terhadap tulisan tadi. Caranya dengan melakukan pemilahan kata yang cocok. Dan jangan pernah ragu untuk mengcut kalimat-kalimat yang dirasa kurang perlu. Setelah itu, lakukanlah reading terhadap tulisan yang sudah disunting tersebut. Alhasil, sebuah cerpen telah tersaji di hadapan Anda.

A. A. Aminuloh
29/05/2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT-AYAT PEDUSUNAN (Telaah Puisi "Cipasung" Karya Acep Zamzam Noor)

First Making Love of Etaqi

Sabar, Rajin Shalat, dan Tekun Beribadah merupakan Bagian dari Tujuan Pendidikan dalam Islam