Mari Bersama, Kita Selamatkan PDS H.B. Jassin
Beberapa hari belakangan ini, santer berita mengenai wacana penutupan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin, yang lokasinya di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) itu. Tak ketinggalan, media cetak seperti harian Kompas pun ikut bersuara. Baca saja Kompas edisi Minggu (20/3) yang menurunkan berita dengan judul “Koleksi Sastra Terancam”. Tidak hanya itu, media online pun ikut ramai membicarakan hal ini, tengok saja laman kompasiana.com yang salah satunya diposting kompasioner bernama Ajinatha, laman duniaperpustakaan.com dan laman lainya seperti detikhot.com, serta banyak lagi. Sebagai insan Indonesia, saya melihat fenomena ini—atau tepatnya wacana mengenai penutupan PDS H.B. Jassin—sebagai suatu becana nasional di bidang literer Indonesia. Mengapa demikian? Sangat sederhana saja, bahwa dunia sastra merupakan salah satu dari kontruksi tervital sebagai ranah yang menjadi tolok ukur kemajuan peradaban suatu bangsa, manusia. Jika manusia Indonesia tidak menyadari penting adanya pusa