Disabilitas, Engkau Adalah Inspirasi Sekaligus Motivasiku
KETIKA SAYA SMA (Aliyah), saya mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di suatu lembaga otonom di Sukabumi dan pada saat itu saya bertemu dengan seorang disabilator (tunanetra). Pertemuan kami bermula dari seringnya saya melihat dia di depan bangunan tempat saya belajar. Awalnya saya suka ngeri, kadang juga ketakutan. Tapi lama-lama, saya jadi simpati padanya. Saya sempatkan menyapanya sebelum masuk, "Kang." Sapa saya suatu ketika. Tapi dia tak menjawabnya. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ke atas. dan saya tidak tahu apa maksudnya itu. Esoknya, saya menyapanya kembali. Dan dia menyahut, "Ouh, ieu nu kamari tĕa nya? Badĕ belajar?" Dengan senyum tipis, saya katakan iya. Dan saat itu pula saya mengenalkan diri kepadanya sebagai Aang. Sejak itu, saya kagum padanya. Karena dia begitu peka terhadap suara saya. Entah berapa orang yang dia temui seharinya. Namun dia dapat mengklasifikasikan suara-suara itu sehingga dia tahu siapa yang mengajaknya bicara. Di situ pula